MAKALAH
ANTROPOLOGI PERTANIAN
“Pembudidayaan Tanaman Tomat”
Oleh :
BASRI B
301 10 108
SUDIRMAN B 301 10 024
PRODI ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai pemuliaan tomat. Tujuan pembuatan makalah ini
memenuhi tugas mata kuliah “Antropologi Pertanian”. Untuk mencapai tujuan
itu kami uraikan materi-materi yang disertai dengan penjelasan dengan judul “Pembudidayaan Tanaman Tomat”.
Kami juga
mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
penyusunan makalah ini. Juga berterimakasih kepada dosen yang telah memberikan
penjelasan selama perkuliahan.
Kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan kami. Namun
makalah yang kami sajikan masih jauh dari sempurna karena masih dalam proses
tahap pembelajaran. Dan apabila ada kesalahan kata dalam penulisan dan
penyusunan makalah ini, kami menerima kritik dan saran sebagai bahan
pertimbangan dan pembelajaran kami selanjutnya.
DAFTAR ISI
DAFTARA ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang............................................................................................................... 1
B. Tujuan............................................................................................................................. 1
C. Manfaat.......................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Fase
Pra Tanam............................................................................................................... 2
B. Fase
Persemaian.............................................................................................................. 3
C. Fase
Tanam..................................................................................................................... 3
D. Fase
Vegetatif................................................................................................................ 4
E. Fase
Generatif................................................................................................................ 5
F. Fase
Panen & Pasca Panen............................................................................................. 6
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Ciri
Tanaman Berdasarkan Perkembangbiakan Tanaman............................................... 7
B.
Perkembangan
Bunga Dari Kuncup Sampai Mekar dan Siap Disilangkan.................... 7
C.
Tujuan
Dilakukan Persilangan........................................................................................ 7
D.
Cara
Pemilihan Tetua...................................................................................................... 8
E.
Waktu
Yang Tepat Untuk Melakukan Emaskulasi dan Polinasi.................................... 8
F.
Teknik
Persilangan Tanaman Menyerbuk Sendiri/Silang................................................ 8
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan.......................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pemuliaan tanaman
bertujuan untuk memperbaiki susunan genetik tanaman. Hal tersebut dilakukan
untuk mendapatkan varietas tanaman yang memiliki keunggulan dari sisi kualitas
maupun kuantitas yang dibutuhkan oleh manusia. Tanaman hibrida merupakan hasil
dari kegiatan pemuliaan tanaman, tanaman hibrida dihasilkan dari persilangan
dua tetua yang memiliki keunggulan masing-masing, kemudian diturunkan kepada
keturunannya.
Tanaman
tomat (Lycopersicon esculentum) mendapat perhatian untuk dilakukan program
pemuliaan tanaman. Sebagai salah satu komoditi hortikultura yang punya pasar
penting di Indonesia, kualitas dan kuantitas tanaman tomat harus ditingkatkan.
B.
Tujuan
ü Untuk
mengetahui proses hibridisasi.
ü Untuk
mengetahui bagaimana suatu komoditi pertanian dilakukan kegiatan pemuliaan
tanaman.
ü Untuk
mengetahui proses hibridisasi pada tanaman tomat.
C.
Manfaat
ü Mengetahui
proses hibridisasi.
ü Mengetahui
kegiatan pemuliaan tanaman pada komoditi pertanian.
ü Mengetahui
proses hibridisasi pada tanaman tomat.
BAB
II
PEMBAHASAN
Tomat
adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas
dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras,
miskin unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama
dan penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya petani.
A.
Fase Pra Tanam
1. Syarat Tumbuh>
ü Tomat
dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi
ü Tanahnya
gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan pH antara
5-6
ü Curah
hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi dapat menghambat persarian.
ü Kelembaban
relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan tanaman yang masih
muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih
banyak, tetapi juga akan merangsang mikroorganisme pengganggu tanaman dan ini
berbahaya bagi tanaman
2. Pola Tanam
ü Tanaman
yang dianjurkan adalah jagung, padi, sorghum, kubis dan kacang-kacangan
ü Dianjurkan
tanam sistem tumpang sari atau tanaman sela untuk memberikan keadaan yang
kurang disukai oleh organisme jasad pengganggu
3. Penyiapan Lahan
ü Pilih
lahan gembur dan subur yang sebelumnya tidak ditanami tomat, cabai, terong,
tembakau dan kentang .
ü Untuk
mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah dengan air selama dua minggu
ü Bila
pH rendah berikanlah kapur dolomite 150 kg/1000 m2 dan disebar serta diaduk
rata pada umur 2-3 minggu sebelum tanam
ü Buatlah
bedengan selebar 120-160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk barisan
tunggal
ü Buatlah
parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan kedalaman 30 cm untuk
pembuangan air.
ü Berikan
pupuk dasar 4 kg Urea/ZA + 7,5 kg TSP + 4 kg KCl per 1000 m2 diatas bedengan,
aduk dan ratakan dengan tanah
ü Atau
jika pakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg / 1000 m2 dicampur rata
dengan tanah di atas bedengan.
ü Siramkan
pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata diatas bedengan dosis 1-2
botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika diganti SUPER NASA (dosis ± 1-2
botol/1000 m2 ) dengan cara :
alternatif
1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk.
Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram
bedengan.
alternatif
2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan SUPER NASA untuk
menyiram + 10 meter bedengan
ü Sebarkan
Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang (+ 1 minggu) merata
di atas bedengan pada sore hari
ü Jika
pakai Mulsa plastik, tutup bedengan pada siang hari
ü Biarkan
selama 5-7 hari sebelum tanam
ü Buat
lubang tanam dengan jarak 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm di atas bedengan, diameter
7-8 cm sedalam 15 cm
4. Pemilihan Bibit
ü Pilih
varietas tahan dan jenis Hybryda ( F1 Hybryd )
ü Bibit
berdaun 5-6 helai daun (25-30 HSS=hari setelah semai) pindahkan ke lapangan
ü Untuk
mengurangi stress awal pertumbuhan perlu disiram dulu pada sore sehari sebelum
tanam atau pagi harinya (agar lembab)
B.
Fase Persemaian
ü Siapkan
media tanam yang merupakan campuran tanah dan pupuk kandang 25 – 30 kg +
Natural GLIO (1:1)
ü Masukkan
dalam polibag plastik atau contongan daun pisang atau kelapa
ü Sebarlah
benih secara merata atau masukkan satu per satu dalam polibag
ü Setelah
benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik, tegar dan sehat dipindahkan
dalam bumbunan daun pisang atau dikepeli yang berisi campuran media tanam
ü Penyiraman
dilakukan setiap hari (lihat kondisi tanah)
ü Penyemprotan
POC NASA pada umur 10 dan 17 hari dengan dosis 2 tutup/tangki
C.
Fase Tanam
ü Bedengan
sehari sebelumnya diairi ( dilep ) dahulu
ü Bibit
siap tanam umur 3 – 4 minggu, berdaun 5-6
ü Penanaman
sore hari
ü Buka
polibag plastik
ü Benamkan
bibit secara dangkal pada batas pangkal batang dan ditimbun dengan tanah di
sekitarnya
ü Selesai
penanaman langsung disiram dengan POC NASA dengan dosis 2-3 tutup per + 15
liter air
ü Sulam
tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu, caranya tanaman yang telah mati,
rusak, layu atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian dibuat lubang
tanam baru, dibersihkan dan diberi Natural GLIO lalu bibit ditanam
ü Pengairan
dilakukan tiap hari sampai tomat tumbuh normal (Jawa : lilir), hati-hati jangan
sampai berlebihan karena tanaman bisa tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap
unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit
ü Amati
hama seperti ulat tanah dan ulat grayak. Jika ada serangan semprot dengan
Natural VITURA
ü Amati
penyakit seperti penyakit layu Fusarium atau bakteri dan busuk daun ,
kendalikan dengan menyemprot Natural GLIO dicampur gula pasir perbandingan 1:1.
Untuk penyakit Virus, kendalikan vektornya seperti Thrips, kutu kebul (Bemissia
tabaci), banci ( Aphis sp.), Kutu persik (Myzus sp.) dan tungau (Tetranichus
sp.) dengan menyemprot Natural BVR atau Pestona secara bergantian
ü Pasang
ajir sedini mungkin supaya akar tidak rusak tertusuk ajir dengan jarak 10-20 cm
dari batang tomat
D.
Fase Vegetatif
ü Jika
tanpa mulsa, penyiangan dan pembubunan pada umur 28 HST bersamaan penggemburan
dan pemberian pupuk susulan diikuti pengguludan tanaman
ü Setelah
tanaman hidup sekitar 1 minggu semenjak tanam, diberi pupuk Urea dan KCl dengan
perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman (1-2 gram), berikan di sekeliling tanaman
pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian ditutup tanah dan siram
dengan air
ü Pemupukan
kedua dilakukan umur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran Urea dan KCl (± 5
gr), berikan di sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan sedalam ± 1 cm
kemudian ditutup tanah dan siram dengan air.
ü Bila
umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk Urea dan KCl
lagi (7 gram). Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh ( ± 7 cm).
ü Jika
pakai Mulsa tidak perlu penyiangan dan pembubunan serta pupuk susulan diberikan
dengan cara dikocorkan
ü Penyiraman
dilakukan pada pagi atau sore hari
ü Amati
hama dan penyakit seperti ulat, kutu-kutuan, penyakit layu dan virus, jika
terjadi serangan kendalikan seperti pada fase tanam
ü Semprotkan
POC NASA (4-5 tutup) per tangki atau POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK (1 tutup)
setiap 7 hari sekali.
ü Tanaman
yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir dan
setiap bertambah tinggi + 20 cm harus diikat lagi agar batang tomat berdiri
tegak.
ü Pengikatan
jangan terlalu erat dengan model angka 8, sehingga tidak terjadi gesekan antara
batang dengan ajir yang dapat menimbulkan luka.
E.
Fase Generatif
1. Pengelolaan Tanaman
ü Jika
tanpa mulsa penyiangan dan pembubunan kedua dilakukan umur 45-50 hari
ü Untuk
merangsang pembungaan pada umur 32 HST lakukan perempelan tunas-tunas tidak
produktif setiap 5-7 hari sekali, sehingga tinggal 1-3 cabang utama / tanaman
ü Perempelan
sebaiknya pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering dengan cara; ujung
tunas dipegang dengan tangan bersih lalu digerakkan ke kanan-kiri sampai tunas
putus. Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau
atau gunting, sedangkan tanaman yang tingginya terbatas perempelan harus
hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel sehingga tanaman tidak
terlalu pendek
ü Ketinggian
tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan
buah mencapai 5-7 buah
ü Semprotkan
POC NASA dan HORMONIK setiap 7-10 hari sekali dengan dosis 3-4 tutup POC NASA
dan 1-2 tutup HORMONIK/tangki. – Agar tidak mudah hilang oleh air hujan dan
merata tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki.
2. Pengamatan Hama dan
Penyakit
ü Ulat
buah (Helicoperva armigera dan Heliothis sp.). Gejala buah berlubang dan
kotoran menumpuk dalam buah yang terserang. Lakukan pengumpulan dan pemusnahan
buah tomat terserang, semprot dengan PESTONA
ü Lalat
buah (Brachtocera atau Dacus sp.).Gejala buah busuk karena terserang jamur dan
bila buah dibelah akan kelihatan larva berwarna putih. – - Bersifat agravator,
yaitu sebagai vektornya penyakit jamur, bakteri dan Drosophilla sp. Kumpulkan
dan bakar buah terserang, gunakan perangkap lalat buah jantan (dapat dicampur
insektisida)
ü Busuk
daun (Phytopthora infestans), bercak daun dan buah (Alternaria solani) serta
busuk buah antraknose (Colletotrichum coccodes). Jika ada serangan semprot
dengan Natural GLIO
ü Jika
pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami (PESTONA, GLIO,
VITURA) belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan.
Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air
hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
ü Busuk
ujung buah. Ujung buah tampak lingkaran hitam dan busuk. Ini gejala kekurangan
Ca ( Calsium). Berikan Dolomit.
F.
Fase Panen & Pasca Panen
ü Panen
pada umur 90-100 HST dengan ciri; kulit buah berubah dari warna hijau menjadi
kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering, batang menguning, pada pagi
atau sore hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir hingga tangkai buah terputus.
Pemuntiran buah dilakukan satu-persatu dan dipilih buah yang siap petik. Masukkan
keranjang dan letakkan di tempat yang teduh
ü Interval
pemetikan 2-3 hari sekali.
ü Supaya
tahan lama, tidak cepat busuk dan tidak mudah memar, buah tomat yang akan
dikonsumsi segar dipanen setengah matang
ü Wadah
yang baik untuk pengangkutan adalah peti-peti kayu dengan papan bercelah.
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Ciri
Tanaman Berdasarkan Perkembangbiakan Tanaman
Bunga
tanaman tomat berwarna kuning dan tersusun dalam dompolan dengan jumlah 5-10
bunga per dompolan atau tergantung dari varietasnya. Kuntum bunga terdiri dari
lima helai daun kelopak dan lima helai mahkota. Pada serbuk sari bunga terdapat
kantong yang letaknya menjadi satu dan membentuk bumbung yang mengelilingi
tangkai kepala putik. Bunga tomat dapat melakukan penyerbukan sendiri karena
tipe bunganya berumah satu. Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan terjadi
penyerbukan silang (Wiryanta dalam Saragih, 2008).
B.
Perkembangan
Bunga Dari Kuncup Sampai Mekar dan Siap Disilangkan
Menurut
Hartati (2000), tanaman tomat mulai berbunga ketika memasuki umur 18-25 hari
setelah tanam. Umur berbunga pada setiap varietas tanaman tomat berbeda-beda.
Dalam perkembangannya proses pembungaan memiliki beberapa tahapan, yaitu :
1.
Induksi bunga.
Tahap
pertama dari proses pembungaan ketika meristem vegetatif deprogram untuk mulai
berubah menjadi sistem reproduktif. Peristiwa ini terjadi di dalam sel dan
dapat dideteksi secara kimiawi dari peningkatan sintesis asam nukleat dan
protein yang dibutuhkan dalam diferensiasi dan pembelahan sel.
2.
Inisiasi bunga
Tahap
ketika perubahan morfologis menjadi bentuk kuncup reproduktif mulai dapat
terdeteksi secara makroskopis untuk pertama kalinya. Inisiasi dan pembungaan
berkaitan dengan sifat tumbuhannya yang juga dipengaruhi oleh iklim.
3.
Perkembangan kuncup bunga menuju
anthesis ( bunga mekar)
Ditandai
dengan terjadinya diferensiasi bagian-bagian bunga. Pada tahap ini terjadi
proses megasporogenesis dan mikrosporogenesis untuk penyempurnaan dan
pematangan organ-organ reproduksi jantan dan betina.
4.
Anthesis
Tahap
ketika terjadi pemekaran bunga. Biasanya anthesis terjadi bersamaan dengan
masaknya organ reproduksi. Ada kalanya organ reproduksi masak sebelum anthesis
atau bahkan jauh setelah terjadinya anthesis (Anonymous, 2009).
C.
Tujuan
Dilakukan Persilangan
Beberapa
tujuan dilakukan persilangan pada tanaman tomat adalah :
1.
Mendapatkan varitas baru
2.
Potensi hasil tinggi
3.
Umur panen relatif pendek
4.
Daya simpan lama
5.
Toleran terhadap penyakit layu bakteri
(Astarini, 2009)
D.
Cara
Pemilihan Tetua
Pilih
tomat yang memiliki warna berbeda, misalnya merah dan kuning. Jika galur murni,
variasi warna akan tampak pada F2. Selain variasi warna mungkin timbul variasi
karakter lain (Astarini, 2009).
E.
Waktu
Yang Tepat Untuk Melakukan Emaskulasi dan Polinasi
1. Emaskulasi
Dilakukan sehari sebelum penyerbukan
agar putik menjadi masak sempurna saat penyerbukan sehingga keberhasilan
penyilangan lebuh tinggi. Waktu yang baik melakukan emaskulasi adalah setelah
pukul 3 sore. Stadia bunga yang baik diemaskulasi adalah pada saat ujung benang
sari berada pada pertengahan bunga (Anonymous, 2009).
2. Polinasi
Waktu polinasi yang baik sekitar jam 6-9
pagi, karena pada saat itu kondisi lingkungan mendukung. Kondisi putik dan
serbuk sari masih baik. Jika, polinasi dilakukan siang hari, putik mongering
sehingga terjadi pembuahan, kalaupun berbuah kualitasnya tidak maksimal
(Anonymous, 2009).
F.
Teknik
Persilangan Tanaman Menyerbuk Sendiri/Silang
Menurut
Astarini (2009), beberapa langkah yang harus dilakukan untuk melakukan
persilangan pada tanaman tomat adalah sebagai berikut :
1.
Tanam benih dalam baris
2.
Segera setelah bunga mekar, emaskulasi
stamen dari tetua betina. Stamen menempel pada petal, jadi untuk mudahnya,
cabut petalnya, lalu bungkus betina.
3.
Calon tetua jantan juga harus ditutup,
untuk mencegah kontaminasi polen lain.
4.
Jika bunga jantan telah membuka
sempurna, segera lakukan persilangan dengan car mengusap anther ke stigma.
5.
Tutup bunga yang baru diserbuki, beri
label, catat pada buku.
BAB
V
PENUTUP
Kesimpulan
Dimana
tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik
kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang
keras, miskin unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang,
serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya
petani. Maka harus dilakukan berbagai tahapan untuk mendapatkan hasil panen
yang berkualitas dan menguntungkan.
Bunga
tomat dapat melakukan penyerbukan sendiri karena tipe bunganya berumah satu. Tujuan
dilakukan persilangan adalah sebagai berikut :
1.
Mendapatkan varitas baru
2.
Potensi hasil tinggi
3.
Umur panen relatif pendek
4.
Daya simpan lama
5.
Toleran terhadap penyakit layu bakteri
DAFTAR
PUSTAKA
Annonymous,2012.http://www.nuryety.co.cc/2010/03/tomat-adalah-komoditashortikultura.html
Diakses pada tgl 27 Maret 2012
Astarini, I.D. 2009.
Pemuliaan Tanaman Sayuran. Tidak Diketahui
Hartati, Sri. 2000.
Penampilan Genotip Tanaman Tomat Hasil Mutasi Buatan Pada Kondisi Stress Air
dan Kondisi Optimal. Agrosains. 2 (2) : 35-42
Saragih, W.C. 2008.
Respon Pertumbuhan dan Produksi Tomat Terhadap Pemberian Pupuk Phospat dan
Bahan Organik. Skripsi. Universitas Sumatera Utara