Tugas Jurnal
“Gambaran
Pengetahuan Orang Tua Tentang Kebutuhan Gizi Bayi”
Oleh :
BASRI
B 301 10 108
PRODI
ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU
SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2013
GAMBARAN
PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG
KEBUTUHAN GIZI
BAYI
A.
PENDAHULUAN
Gizi
adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui
proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal dari organorgan, serta menghasilkan energi (Proverawati A, 2009,
p.1). Balita adalah anak usia kurang dari lima tahun termasuk bayi usia di
bawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Sesuai dengan pertumbuhan
badan dan perkembangan kecerdasannya, balita mengalami perkembangan sehingga
jenis makanan dan cara pemberiannya harus disesuaikan dengan keadaannya. Kebutuhan zat gizi pada balita disesuaikan
dengan kecukupan gizi yang dianjurkan disesuaikan dengan kelompok umur dan
kemampuan anak.
Gizi yang baik adalah gizi yang seimbang, artinya asupan zat
gizi harus sesuai dengan kebutuhan tubuh. Kebutuhan nutrisi pada setiap orang
berbeda-beda berdasarkan unsur metabolik dan genetikanya masing-masing. Nutrisi
yang baik akan ikut membantu pencegahan terjadinya penyakit. Keseimbangan
antara asupan dan kebuuhan zat gizi sangat mempengaruhi pertumbuhan,
perkembangan, kecerdasan, kesehatan, aktivitas anak, dan hal-hal lainnya.
Gizi
merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan kualitas sumber daya
manusia. Bayi merupakan kelompok rawan gizi. Diusia ini pertumbuhan otak masih
berlangsung cepat. Kurangnya pengetahuan gizi dan kesehatan orangtua, khususnya
ibu merupakan salah
satu penyebab kekurangan gizi pada balita. Pangan dan gizi merupakan
salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan. Komponen ini memberikan
kontribusi dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu
berperan secara optimal dalam pembangunan. Karena peranan ini sangat penting,
sehingga pangan dan gizi dapat diibaratkan sebagai kebutuhan dan modal dasar pembangunan
serta menjadi indikator untuk melihat keberhasilan pembangunan.
Setiap orang memerlukan makanan yang baik yaitu makanan yang
mengandung gizi baik. Jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh seseorang yang
menjadi sumber masukan zat gizi bagi tubuh ditentukan oleh berbagai faktor,
baik faktor sosial, budaya, kebiasaan, kesukaan, pengetahuan dan tingkat
pendidikan, maupun faktor ekonomi. Faktor-faktor gizi pada bayi dapat
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan gizi ibu, selain kondisi tersebut tingkat
ekonomi keluarga juga mempengaruhi status gizi bayi.
Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi sangat penting sekali,
hal ini disebabkan untuk menciptakan generasi masa datang yang lebih baik,
peran ibu dalam merawat bayi dan anak menjadi faktor penentu. Masalahnya ,
kesadaran akan pentingnya pemberian gizi yang baik kadang belum sepenuhnya
dimengerti. Ada orang tua yang sudah tahu tentang gizi sehat , tetapi tidak
peduli. Ada juga yang belum tahu, tetapi tidak mencari tahu. Padahal seharusnya
makanan bergizi dipersiapkan sejak ibu hamil dan masa balita. Kebutuhan gizi
yang tidak sesuai dapat menyebabkan gizi kurang dan gizi buruk, bahkan dapat
menyebabkan kematian. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi sangat berpengaruh
terhadap status gizi bayi.
Ø
Tujuan penelitian
Tujuannya adalah untuk “Menggambarkan
atau Mengungkapkan Bagaimana Pola Orang Tua Terhadap Pemberian Gizi pada Bayi”
di BTN Perumnas Tinggede Kec. Marawola Kab. Sigi.
Ø
Manfaat Penelitian
Sebagai bahan untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam mengembangkan
suatu penelitian, khususnya di bidang ilmu gizi masyarakat.
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
Ibu Yuliati dan bapak Sahidi adalah
suami isteri sejak tahun 2000, mereka mempunyai anak 3, yang mana anak pertama
bernama Lukman berumur 7 tahun kelas satu SD, kedua Husni berumur 5 tahun, dan
yang terakhir masih bayi. Ibu Yuliati dan bapak Sahidi tinggal di BTN Perumnas
Tinggede. Ibu Yuliati berumur 29 tahun dan pekerjaannya hanyalah seorang ibu
rumah, sedangkan bapak Sahidi berumur 35 tahun Pekerjaannya adalah seorang
Pegawai Negeri.
Menurut ibu Yuliati, ia
menyusui bayinya sendiri karena menurut beliau, susu ibulah yang terbaik untuk
bayi dibanding dengan minuman buatan yang banyak dijual dipasar. Di samping
itu, minuman yang banyak dijual di pasaran itu tidak menjamin kwalitas minuman
yang dijual untuk dikomsumsi bayi. Memberi minum dari susu ibu itu jauh lebih
mudah dari pada memberi minuman buatan dan botol susu, dengan harus banyak
minum air setiap hari agar asi yang diberikan pada bayi selalu ada terutama
minum susu. Kalsiaum yang terkandung dalam susu diperlukan untuk tulang dan
gigi bayi, dan juga melindungi tubuh si ibu. Ibu Yuliati selalu mengomsumsi
susu dan telur serta makanan yang berisi sayur-sayuran dan protein tambahan
dalam bentuk telur, keju, kacang-kacangan dalam setiap harinya demi menjaga asi
yang diberikan pada bayinya tersebut.
Berapa kalikah ibu harus memberi makan pada bayi ? sebanyak bayi ini mau, tentu saja
sekurang-kurangnya tiga atau empat jam, lebih banyak susu yang diminum bayi
tersebut lebih bertambah pula susu yang dihasiilkan ibu Yuliati, asalkan ibu selalu minum secukupnya.
Bagaimana ibu mengetahui bahwa bayi minum secukupnya ? Dengan menimbang bayi itu sebelum diberi
minum, dan sesudah itu ditimbang sekali lagi. Perbedaan berat menunjukkan
berapa ons susu yang ibu dapatkan setiap kali menyusui, jika tidak bertambah
empat ons setiap minggu, maka ibu perlu memberinya satu atau dua botol susu
kaleng setiap hari, ini harus dibuat hanya sesudah bayi minum sepenuhnya dari
susu ibu. Jika tetek ibu menjadi bengkak dan sakit, ibu menaruhkan kompres yang
hangat dan lembab dua atau tiga kali sehari, selalu berhati-hati jangan sampai
kulit terbakar dengan panas yang secukupnya saja biasanya akan meringankan
bendungan di dalam tetek ibu. Jika ujung tetk menjadi sakit, ibu menggosokkan perlaha-lahan
dengan alkhol dan sesudah itu ibu membilas dengan air bersih, jika terasa berat
ibu memakai pembalut payudara untuk melindunginya.
Bayi mulai diberi makan sejak
umur 6 bulan, adapun makanan yang diberikan seperti bubur shun (SGM 0-6 bulan)
3 kali sehari. Pagi jam 7 diberi makan setelah habis mandi, sebelum bayi
dimandikan diberi asi dulu. Kemudian di siang hari jam 12-1 diberi makan
sehabis tidur, dan malam jam 7 diberi makan lagi, kadang juga sore jam 4-5.
Bayi
sangat tergantung dengan pola asuh orang tua, sehingga pengetahuan ibu berperan
dalam status gizi balita/bayi. Pola asuh terhadap
anak berpengaruh terhadap timbulnya masalah gizi. Perhatian cukup dan pola asuh
yang tepat akan memberi pengaruh yang besar dalam memperbaiki status gizi.
C. C PENUTUP
1. Kesimpulan
Ibu Yuliati selalu menjaga kesehatan dan selalu
mengomsumsi makanan yang berisi sayur-sayuran dan protein tambahan dalam bentuk telur, keju, kacang-kacangan dalam
setiap harinya demi menghasilkan asi yang baik untuk anaknya. Pengetahuan ibu
Yuliati menjaga kebutuhan gizi bayinya sudah termaksud baik dalam pemberian
gizi pada bayi.
2.
Saran
Bagi ibu yang mempunyai bayi
diharapkan selalu menjaga dan memberikan bayi makanan bernutrisi dan asi yang
baik untuk kesehatan bayi demi menjaga kesehatan pada bayi tersebut. Selalulah Memberi
minum dari susu ibu, karena itu jauh lebih mudah dari pada memberi minuman
buatan dan botol susu, dengan harus banyak minum air setiap hari agar asi yang
diberikan pada bayi selalu ada terutama minum susu.
DAFTAR PUSTAKA
As’ad, Suryani.
2002. Gizi Kesehatan Ibu Dan Anak. Depdiknas. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar